Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Nama Baik Lain-Nya
Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah Tuhan seluruh alam Yang Maha Esa dan Maha Segalanya.
Subhanahu artinya Yang Maha Suci dan Wa Ta'ala artinya Dan Yang Maha Tinggi, maka dalam kalimat Allah Subhanahu Wa Ta'ala artinya Allah Yang Maha Suci dan Yang Maha Tinggi.
Allah Maha Luas, sehingga Allah mempunyai banyak nama baik, seperti nama-nama yang di perkenalkan kepada kita lewat Asmaul Husna yang jumlahnya kurang lebih 99 nama.
Belum lagi nama baik Allah yang tidak dicantumkan pada Asmaul Husna seperti nama-nama baik Allah yang diabadikan dalam ayat-ayat suci Al Qur'an dan nama-nama baik Allah yang hanya diketahui oleh Allah Ta'ala semata (tidak ada satupun makhluk hidup yang diberitahu kecuali yang Allah kehendaki).
Nama baik Allah lainnya adalah Azza wa Jalla. Seringkali kita mendengar kalimat “Allah Azza wa Jalla”. Sudahkah kita tahu artinya ?
Azza atau Aziz artinya Maha Perkasa, wa Jalla artinya Dan Maha Agung. Sehingga kalimat Allah Azza wa Jalla mempunyai arti Allah Maha Perkasa lagi Maha Agung. Kata dan dalam hal ini bisa digantikan dengan kata lagi.
Ada lagi nama baik Allah SWT yang lain yaitu Allah Ya Dzul Jalali wal Ikram. Sudah tahu artinya ?
Dzu artinya Pemilik, Al Jalal artinya Keagungan, wa Al Ikram artinya dan Kemurahan. Sehingga dalam kalimat Allah Dzul Jalali wal Ikram mengandung arti bahwa Allah Pemilik Keagungan dan Kemurahan , jadi Allah Maha Agung sehingga tidak ada yang mampu menyetarai-Nya dan Allah Maha Pemurah Maha Pemberi Maha Pengasih Maha Penyayang yang artinya Allah lah yang mampu memberikan segala yang Allah sendiri kehendaki tanpa memerlukan bantuan siapapun dalam memberikannya dan tidak ada yang mampu memberi seperti apa yang Allah beri, tidak pula ada yang mampu memberi kepada siapa yang Allah kehendaki selain Allah sendiri lah yang mampu melakukannya.
Manusia hanya memberi sebagahagian kecil dari nikmat Allah yang ia dapatkan, sangat jauh berbeda dengan Allah yang Mampu Memberi Apapun tanpa merasa kekurangan dan tanpa batasan kecuali Allah semata saja yang mengatur ukurannya. Itulah mengapa Allah tidak mungkin bisa disamakan dengan siapapun, kenapa ? Karena Allah Maha Segalanya, tidak hanya itu, Allah juga Maha Esa sehingga tidak akan ada Tuhan selain Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Nabi Isa hanyalah seorang nabi yang mendapat Karunia Allah. Begitupun nabi-nabi lainnya. Termasuk Rasulullah Salallahu Alaihi wa Salam yang juga dipilih oleh Allah untuk mendapatkan Karunia Allah.
Sehingga bagaimana mungkin orang orang yang tersesat itu mengambil Tuhan selain Allah melainkan mereka pasti terbujuk godaan syetan yang terkutuk.
Karena sudah jelas, tidak ada yang mampu menyetarai Allah Ta'ala, maka dari itu tidaklah pantas ada Tuhan selain Allah karena Allah telah berfirman bahwa Tiada Tuhan Selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, bahkan kita ucapkan terus menerus dalam syahadat, artinya bahwa Keesaan Allah adalah sesuatu yang benar adanya dan bukanlah sesuatu yang main-main.
Kenyataannya, yang mampu memberi kita hidup dan kehidupan adalah hanya Allah Ta'ala saja, siapapun tidak akan mampu, kecuali orang orang yang mendapat anugerah atas izin-Nya untuk melakukan apapun yang dikehendaki-Nya.
Seperti kisah nabi Isa, beliau diberikan anugerah oleh Allah Ta'ala dapat menghidupkan orang yang sudah mati dan menghidupkan burung, apakah peristiwa itu tidak di campurtangani oleh Allah ? Tentu Allah lah yang mengizinkan itu terjadi. Allah telah berfirman kepada kita bahwa tidaklah semua itu terjadi tanpa izin Allah. Allah lah yang menghendaki segalanya terjadi, maka tidak mungkin nabi Isa berhasil dalam usahanya jika Allah tidak meridhoi.
Segala sesuatu dalam pengawasan Allah SWT Yang Maha Sempurna.
Apapun yang terjadi di dunia ini adalah di bawah pandangan-Nya.
Jika Allah mengendaki sesuatu maka Allah tinggal berkata kun fayakun (jadilah maka jadilah). Semudah itu bagi Allah segala urusan.
Mengetahui sifat Allah yang baik dan banyak sekali maka kita seharusnya menyerahkan urusan kita kepada Allah Ta'ala saja, tidak ada yang pantas untuk dimintai pertolongan selain Allah Ta'ala saja.
Meskipun ketika kita telah berbuat banyak kesalahan dan dosa dosa, bukan berarti malah pesimis kepada Allah Ta'ala, yakinlah bahwa Allah Ta'ala mau mengampuni kita (meskipun dosa kita banyak sekali) asal kita bertobat dan memohon dengan sungguh sungguh hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Itulah mengapa kita diberitahu berkali kali bahwa Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Pemaaf, karena Allah memberi ampunan kepada siapa saja yang Allah kehendaki, ketika Allah menurunkan ampunan , rahmat serta anugerah – Nya, tidak ada yang mampu menunda atau menghalangi atau menghentikan-Nya.
Allah memberi apapun yang Dia kehendaki kepada siapapun yang Dia kehendaki pula. Sehingga kita harus tetap berharap kepada Allah Ta'ala dengan segenap hati jiwa dan raga, jangan setengah setengah, karena keyakinan kita tidak boleh terpecah, harus fokus dan tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala saja, selamanya.
Subhanahu artinya Yang Maha Suci dan Wa Ta'ala artinya Dan Yang Maha Tinggi, maka dalam kalimat Allah Subhanahu Wa Ta'ala artinya Allah Yang Maha Suci dan Yang Maha Tinggi.
Allah Maha Luas, sehingga Allah mempunyai banyak nama baik, seperti nama-nama yang di perkenalkan kepada kita lewat Asmaul Husna yang jumlahnya kurang lebih 99 nama.
Belum lagi nama baik Allah yang tidak dicantumkan pada Asmaul Husna seperti nama-nama baik Allah yang diabadikan dalam ayat-ayat suci Al Qur'an dan nama-nama baik Allah yang hanya diketahui oleh Allah Ta'ala semata (tidak ada satupun makhluk hidup yang diberitahu kecuali yang Allah kehendaki).
Nama baik Allah lainnya adalah Azza wa Jalla. Seringkali kita mendengar kalimat “Allah Azza wa Jalla”. Sudahkah kita tahu artinya ?
Azza atau Aziz artinya Maha Perkasa, wa Jalla artinya Dan Maha Agung. Sehingga kalimat Allah Azza wa Jalla mempunyai arti Allah Maha Perkasa lagi Maha Agung. Kata dan dalam hal ini bisa digantikan dengan kata lagi.
Ada lagi nama baik Allah SWT yang lain yaitu Allah Ya Dzul Jalali wal Ikram. Sudah tahu artinya ?
Dzu artinya Pemilik, Al Jalal artinya Keagungan, wa Al Ikram artinya dan Kemurahan. Sehingga dalam kalimat Allah Dzul Jalali wal Ikram mengandung arti bahwa Allah Pemilik Keagungan dan Kemurahan , jadi Allah Maha Agung sehingga tidak ada yang mampu menyetarai-Nya dan Allah Maha Pemurah Maha Pemberi Maha Pengasih Maha Penyayang yang artinya Allah lah yang mampu memberikan segala yang Allah sendiri kehendaki tanpa memerlukan bantuan siapapun dalam memberikannya dan tidak ada yang mampu memberi seperti apa yang Allah beri, tidak pula ada yang mampu memberi kepada siapa yang Allah kehendaki selain Allah sendiri lah yang mampu melakukannya.
Manusia hanya memberi sebagahagian kecil dari nikmat Allah yang ia dapatkan, sangat jauh berbeda dengan Allah yang Mampu Memberi Apapun tanpa merasa kekurangan dan tanpa batasan kecuali Allah semata saja yang mengatur ukurannya. Itulah mengapa Allah tidak mungkin bisa disamakan dengan siapapun, kenapa ? Karena Allah Maha Segalanya, tidak hanya itu, Allah juga Maha Esa sehingga tidak akan ada Tuhan selain Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Nabi Isa hanyalah seorang nabi yang mendapat Karunia Allah. Begitupun nabi-nabi lainnya. Termasuk Rasulullah Salallahu Alaihi wa Salam yang juga dipilih oleh Allah untuk mendapatkan Karunia Allah.
Sehingga bagaimana mungkin orang orang yang tersesat itu mengambil Tuhan selain Allah melainkan mereka pasti terbujuk godaan syetan yang terkutuk.
Karena sudah jelas, tidak ada yang mampu menyetarai Allah Ta'ala, maka dari itu tidaklah pantas ada Tuhan selain Allah karena Allah telah berfirman bahwa Tiada Tuhan Selain Allah Subhanahu wa Ta'ala, bahkan kita ucapkan terus menerus dalam syahadat, artinya bahwa Keesaan Allah adalah sesuatu yang benar adanya dan bukanlah sesuatu yang main-main.
Kenyataannya, yang mampu memberi kita hidup dan kehidupan adalah hanya Allah Ta'ala saja, siapapun tidak akan mampu, kecuali orang orang yang mendapat anugerah atas izin-Nya untuk melakukan apapun yang dikehendaki-Nya.
Seperti kisah nabi Isa, beliau diberikan anugerah oleh Allah Ta'ala dapat menghidupkan orang yang sudah mati dan menghidupkan burung, apakah peristiwa itu tidak di campurtangani oleh Allah ? Tentu Allah lah yang mengizinkan itu terjadi. Allah telah berfirman kepada kita bahwa tidaklah semua itu terjadi tanpa izin Allah. Allah lah yang menghendaki segalanya terjadi, maka tidak mungkin nabi Isa berhasil dalam usahanya jika Allah tidak meridhoi.
Segala sesuatu dalam pengawasan Allah SWT Yang Maha Sempurna.
Apapun yang terjadi di dunia ini adalah di bawah pandangan-Nya.
Jika Allah mengendaki sesuatu maka Allah tinggal berkata kun fayakun (jadilah maka jadilah). Semudah itu bagi Allah segala urusan.
Mengetahui sifat Allah yang baik dan banyak sekali maka kita seharusnya menyerahkan urusan kita kepada Allah Ta'ala saja, tidak ada yang pantas untuk dimintai pertolongan selain Allah Ta'ala saja.
Meskipun ketika kita telah berbuat banyak kesalahan dan dosa dosa, bukan berarti malah pesimis kepada Allah Ta'ala, yakinlah bahwa Allah Ta'ala mau mengampuni kita (meskipun dosa kita banyak sekali) asal kita bertobat dan memohon dengan sungguh sungguh hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Itulah mengapa kita diberitahu berkali kali bahwa Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Pemaaf, karena Allah memberi ampunan kepada siapa saja yang Allah kehendaki, ketika Allah menurunkan ampunan , rahmat serta anugerah – Nya, tidak ada yang mampu menunda atau menghalangi atau menghentikan-Nya.
Allah memberi apapun yang Dia kehendaki kepada siapapun yang Dia kehendaki pula. Sehingga kita harus tetap berharap kepada Allah Ta'ala dengan segenap hati jiwa dan raga, jangan setengah setengah, karena keyakinan kita tidak boleh terpecah, harus fokus dan tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala saja, selamanya.
Comments
Post a Comment
we welcome any feedback !