Pidato Perpisahan Menarik Untuk Kelas 6

Kita sudah membahas soal pidato tentang pendidikan di postingan sebelumnya. Sekarang, sebelum kita lihat contoh pidato perpisahan untuk kelas 6, kita ulas sebentar ya hal-hal yang berkaitan dengan pidato.
Pidato merupakan salah satu cara untuk berdakwah dan juga cara untuk menyampaikan informasi kepada umum. Dalam menyampaikan pidato, diperlukan strategi yang tepat untuk menarik perhatian para hadirin agar mau menyimak.
Beberapa strategi tersebut adalah :
1. Bahasa mudah dipahami
2. Memanfaatkan gestur dan ilustrasi pendukung
3. Intonasi yang berirama sesuai penempatannya
4. Hindari kata – kata yang berlebihan (tidak sesuai fakta)
5. Rangkum poin poin penting
6. Pelafalan yang jelas dan lugas
Cara menyampaikan pidato juga terbagi menjadi tiga macam :
1. Menghafal teks
Materi pidato dihafalkan terlebih dahulu oleh pembicara kemudian pembicara akan berpidato tanpa teks di depan umum.
2. Spontanitas atau impromptu
Gaya pidato yang ini adalah gaya pidato yang memerlukan kreativitas cukup tinggi dan keberanian untuk menyampaikan materi tanpa didahuli penyusunan naskah pidato. Sehingga biasanya pidato ini bersifat lebih luwes dan mengalir.
3. Menulis pokok pokok penting
Dimulai dengan menuliskan pokok pokok penting di atas kertas, kemudian pembicara akan mengembangkan pokok pokok tersebut menjadi sebuah pembahasan yang menarik dan lebih terperinci.
Tips menyampaikan pidato :
1. Senyum
2. Menyapa audiens atau hadirin
3. Jangan gugup
4. Perhatikan intonasi
5. Perhatikan waktu
Pidato terdiri dari banyak macam kategori, salah satu kategori pidato yang cukup populer di Indonesia adalah pidato perpisahan. Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas contoh pidato perpisahan untuk kelas 6 Sekolah Dasar.


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur ke Hadirat Illahi Rabbi Tuhan Semesta Alam Yang Maha Esa. Karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya kita semua bisa berkumpul disini pada hari ini. Sholawat serta salam kita sampaikan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita ke dalam agama yang benar , agama Islam.
Teman-teman yang saya sayangi,
Pagi ini adalah pagi yang berat bagi kita semua karena meskipun kita telah melewati Ujian Nasional yang menegangkan, tetapi hari ini kita akan menghadapi perpisahan.
Setelah melewati rintangan yang banyak selama 6 tahun berturut-turut, akhirnya perjuangan tersebut mengantarkan kita pada titik akhir dari semua jerih payah ini.
Iya, sebentar lagi kita akan berpisah teman-teman. Kita mungkin memilih sekolah yang berbeda nantinya. Tentu hal ini tidaklah mudah bagi kita yang sudah terbiasa bersama dalam ruang kelas yang sama selama 6 tahun lamanya.
Kebersamaan dalam cita, kebersamaan dalam duka, kebersamaan yang seru, kebersamaan dalam kekompakan, kebersamaan dalam persahabatan, kebersamaan  yang selalu saya ceritakan dalam lembar buku diary saya. Kini apa yang harus saya tulis disana?
Haruskah saya tulis “Hari ini kita berpisah selamanya”, menangiskah kita jika kita berpisah untuk selamanya ?
Tidak teman-teman, jangan menangis. Jika besok masih ada hari lain, kita bisa meluangkan waktu kita untuk berkumpul bersama lagi dan bermain bersama lagi. Mungkin saat itu kita sudah tumbuh besar dan tidak lagi bermain karet atau bermain petak umpet. Tetapi, kita tetap bisa berkumpul sebagai teman lama yang pernah bersama menjalin hubungan persahabatan selama 6 tahun  lamanya.
Suatu hari, janganlah menjadi sombong dan melupakan teman lama. Kita harus bertegur sapa ketika bertemu dalam perjalanan. Jangan memalingkan wajah dan berpura-pura tidak mengenal, kita pernah  berbagi tempat makan sampai kaos kaki selama 6 tahun lamanya. Apakah kita ingat ?
Untuk Orang Tua tercinta,
Kami ucapkan terimakasih banyak telah membimbing dan mengurus kami dengan sangat baik. Ayah dan Bunda adalah pendukung yang terbaik, pendukung yang tidak pernah meninggalkan anaknya sendirian dalam senang dan duka.
Ayah dan Bunda adalah pahlawan kami yang berjasa sangat besar dan merupakan pahlawan yang sesungguhnya. Pahlawan yang mendefinisikan “pahlawan tanpa tanda jasa” dan “Pahlawan Tanpa Pamrih” dalam arti yang sebenar-benarnya.
Ayah dan Bunda adalah pahlawan seumur hidup kami yang tidak akan pernah kami bisa membalas apapun untuk kebaikannya. Pahlawan yang membangunkan tangga untuk kami agar mudah meraih kesuksesan di luar sana.
Ayah dan Bunda akan menjadi rumah kami selamanya, kemana pun kami pergi, kami tidak akan meninggalkan Ayah dan Bunda karena kami meninggalkan hati kami pada hati Ayah dan Bunda. Agar dimana pun kami berada, kami selalu dekat dengan Ayah dan Bunda, kita tidak akan terpisah jauh melainkan hanya raga.
Terimakasih yang banyak sekali untuk Ayah dan Bunda, jangan hitung berapa banyak kami berterimakasih, karena sesungguhnya kami akan berterimakasih di setiap mili detik yang kami punya dalam hidup kami. Itu karena kasih sayang Ayah dan Bunda yang tiada hentinya tercurah untuk kami. Terimakasih , lagi dan lagi.
Guru-guru yang saya hormati,
Sekian lama kami menyusahkan Ibu dan Bapak sekalian, tetapi mengapa Ibu dan Bapak tidak mengeluh ? Itu membuat kami semakin malu dan menyadarkan kami bahwa Ibu dan Bapak telah berusaha sabar dalam setiap masalah kami.
Ibu dan Bapak mengajar dengan baik dan maksimal. Maafkan kami jika nilainya tidak maksimal. Tetapi jangan bersedih dan menyalahkan diri, karena kesalahan itu ulah kami yang tidak mau belajar dengan rajin. Kami selalu bermain dan bermain. Kami tidak juga menjadi bijak dan masih saja mengesalkan.
Kami minta maaf atas kerusakan bangku, meja, papan tulis, pintu, sapu dan semua hal yang kami tidak bisa sebutkan sampai lengkap. Kami memang bandel dan tidak tahu berterimakasih. Kami juga menyakiti Ibu dan Bapak dengan kata – kata yang tidak mengenakkan di telinga. Kami tidak menurut dan selalu membantah.
Kami tahu bahwa Ibu dan Bapak sering menahan amarah karena kami masih kecil. Iya, untunglah kesabaran Ibu dan Bapak seluas lautan, sehingga tidak pernah melampiaskan amarahnya kepada kami meskipun kami sangat menyebalkan.
Jangan membenci kami, kami tidak ingin dibenci. Karena kami menyayangi Ibu dan Bapak guru seperti halnya Ibu dan Bapak menyayangi kami semua. Untuk itu, semoga pada momen perpisahan ini, kata maaf kami bisa menutupi lubang di hati Ibu dan Bapak sekalian yang telah terlukai oleh perbuatan dan perkataan kami selama ini.
Akhirnya, saya akan mengakhiri pidato ini dengan kutipan puisi yang spesial untuk semua yang telah hadir disini :
How could I say this ?
To make it simple
How could I say this ?
Not to make you cry
How could I say this ?
Without saying goodbye
Because you are the ones
Who always make me smile
Sekian pidato ini saya sampaikan. Mohon maaf untuk segala kesalahan ucap baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Mohon maaf juga untuk semua tingkah laku perbuatan dan perkataan saya selama ini yang telah melukai perasaan Ayah Bunda, Bapak Ibu guru, serta teman-teman sekalian, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Wabillahi Taufik Wal Hidayah,
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



Comments

Popular posts from this blog

Jaman Sekarang Baperan ?

Pengertian Geopolitik

Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Nama Baik Lain-Nya